Selasa, 27 Oktober 2020

Teori Kepribadian Abraham Maslow

 


Mohammad Evansyah
19310410049
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampuh : FX. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A

    Abraham Harold Maslow lahir pada 1 April 1908 di brooklyn, New York dan wafat dunia pada tahun 1970.  Maslow adalah anak sulung dari tujuh bersaudara yang lahir dari imigran yahudi rusia.

    Abraham Maslow adalah tokoh psikologi humanistik. Teori humanistik yang dibangun oleh Maslow adalah sangat berbeda dengan sikap humanistik yang dibangun oleh pakar dan penganut psikologi modern. Psikologi modern terlalu menekannya dan menggunakan pendekatan statistic dalam melihat semua fenomena psikologis. Sedangkan Maslow, sikap humanistiknya dalam psikologi selalu menekannya pada harapan besar terhadap manusia, karena potensi inner yang ada dalam diri manusia memungkinkan untuk dioptimalkan.

    Abraham Maslow mengkontruk teori motivasinya berdasarkan hirarkiBaginya, seseorang berprilaku atau bekerja karena didorong oleh berbagai jenis kebutuhan. Konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok. Lima tingkatan motivasi secara secara hirarkis ini diantaranya adalah :

1.      Kebutuhan Fisiologis

Umumnya kebutuhan fisiologis bersifat neostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

2.      Kebutuhan Keamanan (Safety)

Sesudah kebutuhan keamanan terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.

3.      Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging dan Love)

Sesudah kebutuhan fisiologis dari keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup. Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah DLove; orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian.

4.      Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)

Ketika kebutuhan dimiliki dan mencintai sudah relatif terpuaskan, kekuatan motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri :

a.       Menghargai diri sendiri (self respect) : kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan.

b.      Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other) : kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.

5.      Kebutuhan Aktualisasi Diri

Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhankebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.


Daftar Pustaka  :

http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26402/Materi+07+-+TeoriAbrahamMaslow.pdf (Diakses pada 27 Oktober 2020)

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/download/316/292 (Diakses pada 27 Oktober 2020) 

 

Minggu, 25 Oktober 2020

Teori Medan Kurt Lewin

 


Mohammad Evansyah
19310410049
Pssikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A

    Kurt  Lewin  lahir  pada  tanggal  9  September,  1890  di  suatu  desa  kecil  di  Prusia, daerah  Posen. Dia  adalah  anak  kedua  dari  empat  bersaudara. Beliau belajar di  Universitas Freiberg,  Munich,  Berlin,  dan  mendapat gelar  doktor  di  Universitas  Berlin  pada  tahun

    1914. Setelah  meraih  gelar  doktornya  pada  tahun  1914. Kurt  Lewin  dikenal  sebagai  Bapak  Psikologi  Medan.  Teori  medan  dalam  fisika (dikembangkan oleh Michael Faraday, James Maxwell dan Heinrich Hertz pada abad 19) menunjukkan fenomena listrik/magnet, dan grafitasi mempengaruhi medan disekitarnya.

Memakai asumsi Gestalt, Lewin mendasarkan pengembangan teorinya berdasarkan 3 asumsi:

1. Dasar pemahaman psikologi adalah saling hubungan, pola atau konfigurasi.

2. Beberapa saling hubungan  menjadi  dasar  dari  saling  hubungan   yang  lain,  jadi

kepribadian cenderung bergerak menuju kesatuan Gestalt.

3. Psikologi seharusnya difahami  dalam  bentuk  teori  medan,  di  mana  field”  adalah sistem  pengaturan  diri  yang  ditentukan  oleh  saling  hubungan  anatar  bagian-bagian dari unsur yang mendukung sistem itu.

Struktur kepribadian

1. Daerah Pribadi

    Kurt Lewin menggambarkan manusia sebagai pribadi dalam lingkungan psikologisnya, dengan pola hubungan dasar tertentu. Hubungan ini lebih berfokus pada hubungan antara segala sesuatu didalam jiwa manusia, hubungan antara bagian dengan bagian dan antara bagian dengan keseluruhan yang lebih dari sekedar ukuran dan bentuk. Lewin memisahkan pribadi dengan yang lain yang ada di dunia dengan menggambarkan suatu figur yang tertutup, menunjukan bahwa pribadi merupakan kesatuan yang terpisah dari hal lain di dunia tetapi tetap menjadi bagian dari dunia.

    Segala sesuatu yang terdapat dalam lingkarang merupakan pribadi (P) sedangkan sedangkan yang terdapat diluar lingkaran bukan pribadi (Non-P). Dari gambar itu menunjukan bahwa pribadi adalah ruang terpisah tetapi berada didalam ruang hidup, dan menjadi bagian dari semua yang ada didalam ruang hidup.

2. Lingkungan Psikologis

    yaitu daerah di dalam elips tetapi diluar lingkaran. Daerah ini dibagi bagi dalam pecahan pecahan yang disebut region. Sedangkan semua garis yang tertera pada diagram diatas yang merupakan batas antar sel, antar region disebut bondaris. Lingkungan Psikologis berhenti pada batas pinggir elips, tetapi batas antara pribadi dan lingkungan juga bersifat dapat ditembus. Hal ini berarti fakta fakta lingkungan dapat mempengaruhi pribadi. Secara matematis : P = f (LP) Dan fakta fakta pribadi dapat mempengaruhi lingkungan. Secara matematis : LP = f (LP). Lingkungan individu akan sangat berpengaruh pada psikologis individu. Sebagai contoh anak jalanan yang mempunyai perilaku sangat berbeda dengan anak yang tinggal bersama orang tuanya.terlihat dari segi bicara, kebiasaan, hal ini menunjukan bahwa lingkungan sangat berpengaruh pada psikologi seseorang.

3. Ruang Hidup

Ruang hidup sama dengan medan psikologi atau kesluruhan situasi yang merupakan semua totalitas realitas psikologi fakta-fakta yang dapat mempengaruhi tingkah laku ndividu pada suatu saat, contoh fakta kehidupan lapar, memiliki uang, ingatan masa lalu, dsb.

Dinamika Keperibadian

1.Energi

    Lewin   menganggap   bahwa   pribadi   merupakan   suatu   sistem   enegji   yang kompleks. jenis energi yang melakukan aktivitas psikologis disebut energi psikis. Meningkatnya tegangan  di salah satu sel  yang lebih tinggi dibanding sel  lain, akan   menghasilkan   ketidakseimbangan,   dan   usaha   sistem   pribadi dalam   untuk menyeimbangkan kembali tegangan antar sel itu akan menimbulkan energi psikis.

2.Tegangan

    Tegangan adalah suatu keadaan dalam diri sang pribadi, atau lebih tepat, suatu keadaan  dari  suatu  daerah  dalam personal dalam kaitannya dengan  daerah-daerah dalam personal lainnya. Tegangan  memiliki  dua  sifat  konseptual  yang  penting.  Sifat  pertama  adalah bahwa suatu keadaan tegang dalam suatu sistem tertentu cenderung menyamakan diri dengan  jumlah  tegangan  dalam  sistem-sistem di  sekitarnya.  Sarana  psikologis  lewat mana   tegangan   itu   menjadi   merata   dinamakan proses   yang   berupa   berpikir, mengingat,  merasa,  mempersepsikan,  bertindak,  dan  sebagainya.  Sifat  kedua  adalah bahwa  tegangan  tersebut  menekan  garis  batas  sistem.  Apabila  batas  itu  sangat  kuat, penyebaran  tegangan  dari  salah  satu  sistem  ke  sistem-sistem  yang  berdekatan  akan terhambat, dan sebaliknya.

3.Kebutuhan

    Peningkatan  tegangan  dalam  suatu  daerah  dalam-personal  disebabkan  oleh timbulnya  kebutuhan.  Kebutuhan  bisa  berupa keadaan  fisiologis,  keinginan  akan sesuatu, intensi untuk mengerjakan sesuatu. Menurut Lewin, kebutuhan itu mencakup pengertian motif,keinginan dan dorongan.

4.Tegangan dan Tindakan Motorik

    Tegangan yang meekan garis batas luar dari pribadi tidak dapat menyebabkan lokomosi. Lewin  menghubungkan  kebutuhan  dengan  sifat  tertentu  dari  lingkungan yang kemudian menentukan bentuk lokomosi yang akan terjadi.

5.Valensi

    Valensi  adalah  suatu  kuantitas  yang  bervariasi,  ia  mungkin  lemah,  sedang, atau kuat. Pada dasarnya, besarnya valensi ditentukan oleh kebutuhan. Selain itu ada pula faktor lain seperti pengalaman dan budaya yang dapat mempengaruhi valensi. Ada dua macam nilai dalam valensi, yaitu positif dan negatif.

6. Kekuatan atau vektor

    Kekuatan ada di dalam lingkungan psikologis, sedangkan tegangan merupakan sifat  dari  sistem  dalam personal. Sifat sifat konseptual  dari  kekuatan  adalah  arah, besarnya, dan titik sasaran.

7.Konflik

    Konflik terjadi di daerah lingkungan psikologis. Lewin mendefinisikan konflik sebagai  situasi  di    mana  seseorang  menerima  kekuatan-kekuatan  yang  sama  besar tetapi  arahnya  berlawanan

8.Restrukturasi Dinamis Struktur Lingkungan Psikologis

    Dinamika lingkungan psikologis dapat berubah dalam empat cara yang berbeda:

a. Nilai daerah dapat berubah secara kuantitatif

b. Vektor  dapat  berubah  dalam  besarnya  atau  dalam  arahnya,  atau  dalam  kedua-duanya.

c. Garis batas dapat menjadi lebih kuat atau lebih lemah, muncul atau menghilang.

d. Sifat material suatu daerah.

9. Kembali pada Keseimbangan

    Salah  satu  cara untuk  mencapai  keseimbangan  adalah  meratakan  seluruh daerah  di  dalam personal.  Cara  lain  yang  sangat  lazim  adalah  dengan  melakukan lokomosi  sebagaimana  mestinya  dalam  lingkungan  psikologis.  Lokomosi  yang  tepat membawa priadi ke daerah objek tujuan yang memuaskan. Kecenderungan   mencapai   keseimbangan   itu   tidak   berarti   membuat   diri seimbang  sempurna,  tetapi menyeimbangkan  semua  tegangan  dalam  daerah  pribadi dalam.  Tujuan  utama  dari  perkembangan  psikologis  adalah  menciptakan  semacam struktur  internal  yang  meminjam  keseimbangan  psikologis,  bukan  membuat  bebas tegangan.

 Perkembangan Kepribadian

    Perkembangan bagi Lewin adalah sesuatu yang kongkrit dan kontinyu, usia dan tahapan perkembangan dianggapnya tidak terlalu banyak membantu memahami perkembangan psikologis.

a. Perubahan tingkah laku; terjadi sepanjang perkembangan dan tentang perubahan dalam variasi tingkah laku.

b. Perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah laku

c. Bertambah luasnya araena aktivitas

d. Perubahan dalam realitas

e. Diferensiasi; pertambahan usia maka region-region dalam diri individu (dalam lingkungan psikologis) juga bertambah

f. Regresi; perkembangan kepribadian bergerak mundur

 

Daftar Putsaka :

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.         

Susilawati, L.K.P.A,dkk. 2016. MATERI KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS UDAYANA.                  

 

 

 

Teori Kepribadian George A. Kelly

 

    


Mohammad Evansyah
19310410049
Pssikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A

    George A. Kelly lahir tahun 1905 di Perth, Kansas dan wafat pada 6 Maret 1967. George adalah anak tunggal dari Elfleda M. Kelly dan Theodore V. Kelly.

    Teori kepribadian Kelly memiliki dasar terkait dengan pikiran individu (kognitif). Teorinya menekankan pada pendekatan idiographic dan orientasinya yang teleologis. Teori Kelly hampir mirip dengan teori individual Adler, bahwa manusia tidak diatur oleh realita, akan tetapi membuat tujuannya sendiri berdasarkan cara individu memaknai setiap peristiwa. Proses adaptasi dan penyesuaian dapat diprediksi melalui konstruk yang dimiliki oleh setiap individu. Proses kognitif merupakan pusat kepribadian individu, sedangkan emosi dan perilaku dipengaruhi oleh kognisi. Relasi sosial sebagai usaha individu untuk memahami konstruk personal individu lainnya. intinya Kelly memandang manusia sebagai ilmuwan.

    Kunci variabel struktur dari teori kepribadian Kelly adalah konstruk personal. Konstruk adalah elemen pengetahuan, konstruk adalah konsep yang digunakan untuk menginterpretasi, atau menafsirkan dunia.  Kelly mengukuhkan bahwa konstruk itu tersusun dari dua kutub atau kombinasi: persamaan-perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak dapat memahami hakikat konstruk seseorang, apabila dia hanya menggunakan kutub persamaan atau perbedaan saja. Kita tidak akan tau konstruk seseorang, sehingga memahami peristiwa-peristiwa yang menyertainya, dan pandanga dia tentang peristiwa itu, apakah dia memandang bahwa peristiwa-peristiwa tersebut bertentangan dengan konstruk yang telah dimilikinya.

Konstruk-konstruk itu dapat dikategorikan ke dalam cara yang bervariasi, yaitu sebagai berikut:

a.       Core (inti), konstruk dasar dari fungsi individu.

b.      Peripheral (pinggir, luar), konstruk yang dapat diubah tanpa modifikasi mendasar, serius dari konstruk inti.

c.       Permeable (dapat ditembus), konstruk yang terbuka, dari menerima elmen-elmen yang aru.

d.      Impermeable, (tak tembus/tertutup), konstruk yang menolak elmen-elmen baru.

e.       Tight (rapat/erat). Konstruk yang tidak mengubah-ubah prediksi.

f.       Loose (longgar), konstruk dalam mana individu mengharapkan satu hal dalam satu waktu, dan hal yang berbeda dalam kondisi yang sama.

g.      Verbal, konstruk yang mempunyai simbol kata yang konsisten/ajeg.

h.      Preverbal, konstruk dalam mana individu belum mempunyai simbol kata yang konsisten. Konstruk ini dialami/dipelajari individu sebelum perkembangan bahwa (masa bayi/kanak-kanak awal).

    Dalam proses memandang tingkah laku manusia, Kelly tidak mendasarkan kepada teori tradisional tentang motivasi. Kelly tidak mengkonstruk tingkah laku (behavior) dalam istilah-istilah itu menggambarkan bahwa manusia itu kaku (inert), padahal manusia itu pada dasarnya adalah aktif, organisme yang hidup dan berjuang. Dalam hal ini, Kelly merumuskan suatu postulat asumsi, bahwa “proses seseorang itu secara psikologis dijembatani oleh cara dia mengantisipasi peristiwa”.

Postulat itu mengimplikasikan bahwa:

a.       Individu mencari atau menyusun prediksi,

b.      Individu mengantisipasi peristiwa,

c.       Individu menggapai masa depan melalui jendela masa kini.

    Kelly membahas proses kompleks yang yang diperkenalkannya yaitu konsep anxiety dan threat. Ia mengartikan konsep-konsep itu sebagai:

Anxiety (cemas) adalah suatu pengenalan/pengakuan bahw peristiwa-peristiwa yang dikonfrontasikan kepada individu terletak di luar daerah sistem konstruknya.

Threat (ancaman) merupakan kesadaran akan ancaman terjadinya perubahan struktur ini (konstruk) dirinya. Seseorang merasa terancam, manakala dia merasa terjadinya goncangan dalam sistem konstruknya.

    Berdasarkan pengamatan Sechrest (1963), Kelly tidak pernah mengemukakan secara eksplisit tentnag sistem konstruknya yang asli. Kelly menyatakan bahwa konstruk-konstruk itu berasal/bersumber dari usaha mengkonstruksi replikasi (jawaban-jawaban) atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dia telah mengelaborasi berbagai peristiwa sehingga terjadinya konstruk-konstruk yang berbeda, seperti konstruk yang sederhana dan rumit (kompleks).

 

Daftar Pustaka :

Feist Jess, Georgory J.  (2011).Teory Kepribadian,edisi7,buku2,jakarta selatan:Salemba Humanika.

https://www.kompasiana.com/fnuryakin/54f7091aa3331108208b467e/psikologi-dan-konstruk-personal-gkelly (diakses pada 25 Oktober 2020)

 

Kamis, 22 Oktober 2020

TEORI KEPRIBADIAN RAYMOND CATTELL

 


Nama : Mohammad Evansyah

NIM : 19310410049

Mata Kuliah : Psikologi Kepribadia II

Dosen Pengampu : FX. Wahyyu Widiantoro, S.Psi., M.A


Raymond  Bernard Cattell dilahirkan dikota Staffordshire, Inggris pada tahun 1905 dan wafat pada 2 februari 1998. Cattell adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Beliau adalah salah satu tokoh psikologi paling berpengaruh di abad 20.

Menurut Cattell, kepribadian  merupakan suatu bentuk struktur kompleks dari trait dari berbagai macam kategori. Traits (sifat) adalah hipotesis atau simpulan struktur mental yang mendasari keajegan tingkahlaku amatan. Melalui analisis factor, Cattell mengklasifikasikan beberapa trait dalam 3 kategori,yaitu :

a.       Kepemilikan (Common-Unique traits)

-        Common traits adalah traits yang dimiliki oleh semua orang, dalam tingkatan-tingkatan tertentu dan bersifat universal.

-        Unique traits Unique traits adalah traits yang memiliki satu orang saja, tetapi bisa juga dimiliki oleh beberapa orang dengan kombinasi antar trait yang berbeda. Sifat unique ini terutama berhubungan dengan interest ian attitude.

b.      Kedalaman (Surface-Source Traits)

-        Surface traits adalah sifat yang tampak, yang menjadi tema umum dari beberapa tingkah laku.

-        Source traits adalah elemen-elemen dasar yang menjelaskan tingkahlaku. Sifat ini tidak dapat disimpulkan langsung dari amatan tingkahlaku, dan hanya dapat diidentifikasi memakai teknik analisis faktor. Source traits ini bisa bersifat konstitusional (dibawa sejak lahir), atau bersifat environmental-mold (diperoleh dari pengalaman berkomunikasi dengan lingkungan).

c.       Modalitas Ekspresi  (Ability-Temperament-Dynamic Traits)

-        Ability traits menentukan seberapa efektif seseorang dalam usaha mencapai tujuan.

-        Temperamen traits adalah gaya dan irama umum tingkah laku.

-        Dynamic traits berkaitan dengan motivasi atau kekuatan pendorong tingkah laku.

Cattell bersama-sama dengan pengikutnya mengembangkan lebih dan 400 tes untuk mengungkap sifat dinamik. Ada tiga jenis dynamic traits, yaitu :

-        sikap (attitude), adalah konsep tentang tingkah laku spesifik (atau keinginan untuk bertingkahlaku tertentu) sebagai respon terhadap situasi

-        sentimen (sentiment) merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya melakukan respon terhadap situasi tertentu.

-       dorongan pembawaan (erg) merupakan unit dasar dari  motivasi dan diarahkan menuju tujuan yang spesifik.

 

Daftar Pustaka:

Alwisol.(2009). Psikologi Kepribadian. Malang:UMM Press

 

 

 

 

Teori Kepribadian Abraham Maslow

  Mohammad Evansyah 19310410049 Psikologi Kepribadian II Dosen Pengampuh : FX. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A      Abraham Harold Maslow lahi...